Alam di
sekitar kita tak henti-hentinya menyajikan tontonan luar biasa. Cahaya di kutub
utara dan selatan Bumi atau dikenal sebagai aurora ternyata memperlihatkan
dinamika pergerakan dan perubahan cahaya secara harmonis. Seolah perubahan
cahaya di kutub utara menjadi cermin dari perubahan cahaya di kutub selatan.
Aurora
terbentuk karena interaksi partikel-partikel atmosfer bumi dengan partikel
bermuatan dari matahari yang disebut dengan plasma. Plasma adalah partikel
sejenis gas yang telah terionisasi. Pada umumnya gas tidak bermuatan, tetapi
karena suhu yang sangat panas di matahari menyebabkan partikel gas terionisasi
maka terbentuklah plasma. Plasma ini dipancarkan matahari ke segala arah
(biasanya pada saat terjadi aktivitas matahari pancaran plasma bertambah),
kemudian saat mendekati medan magnet bumi (yang terpusat di kutub utara dan
selatan) maka plasma akan tertarik ke kutub-kutub bumi (gejala ini disebut
angin matahari/solar wind), saat bertemu dengan partikel atmosfer bumi terjadi
eksitasi-relaksasi elektron sehingga memendarkan warna yang indah.
Fenomena
aurora terkait dengan selubung medan magnet atau magnetosfer Bumi dan
kemunculan bahaya dari Matahari. Semakin kuat dan lama cahaya aurora, dapat
diperkirakan semakin kuat gangguan dari Matahari yang dikenal sebagai badai
matahari (solar storm). Karena yang berperan adalah medan magnet. Oleh karena
itu di bumi aurora paling sering terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan
kutub selatan magnetiknya, dan sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di daerah
khatulistiwa.
Aurora yang
terkenal adalah Aurora Borealis (di kutub utara) dan Aurora Australis (di kutub
selatan). Cahaya kutub terjadi karena adanya aliran partikel energi
tinggi dari Matahari yang memasuki kawasan kutub-kutub medan magnet Bumi. Gangguan
pada medan magnet Bumi ini dinamakan magnetic storm (badai magnet). Aurora juga
bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada magnetosfer yang dikenal
sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan aurora oval di
kutub-kutub Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini telah diduga
oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada tahun 2001
melalui pengamatan satelit NASA.
Umumnya
Cahaya Kutub yang sering ditemui berwarna hijau kekuningan, ini disebabkan
bagian partikel yang membawa energi berbenturan dengan molekul oksigen yang
hanya berjarak 20km dari permukaan bumi: ketika molekul nitrogen mendapat
benturan partikel, akan memancarkan cahaya ungu kemerahan. Nitrogen, akan
memancarkan cahaya biru: sedangkan nitrogen yang netral akan memancarkan cahaya
merah. Karena itu, orang-orang baru dapat melihat garis cahaya merah, biru,
hijau dan ungu yang berselang-seling menyelimuti angkasa. Bahkan aurora yang
indah cermerlang memperlihatkan bentuk yang selalu berubah, ada yang berbentuk
tirai, busur, pita, sinar dan berbagai macam bentuk lainnya.
Munculnya
aurora harus memiliki dua prasyarat, pertama suhu harus rendah, kedua cuaca
harus cerah. Sejumlah besar negara di dunia juga kerap akan tampak aurora, di
antaranya termasuk Norwegia, Rusia, Finlandia, Kanada bagian utara, Alaska dan
AS bagian Utara. Aurora biasa muncul setiap tahun pada bulan April dan Oktober.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar